Mulut bisa menipu,
Tapi mata tak mampu mengelak,
Dalam keadaan fikiran jadi tidak menentu,
Dan hati pula tersentak.
Sayang itu mungkin cuma dibibir,
Belum tentu dapat ditafsir hati,
Ku biar sayang itu dengan sendirinya hadir,
Sungguhpun jiwa ku semput menanti.
Terima kasih walaupun tidak mengerti,
Terima kasih walaupun tidak pernah hadir,
Izinkan dirimu terus kunanti,
Sebagai pengorbanan terakhir.
No comments:
Post a Comment